Thursday, April 11, 2019

Spiritualitas Kristiani Part 1

Spiritualitas Kristiani ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Yohanes 14:7. Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus menulis: “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”.


Dalam rangka memahami esensi spiritualitas kristiani, maka paling tidak ada 3 hal penting yang harus diajarkan dan dihidupi oleh Gereja. Ketiga hal dimaksud akan diuraikan di bawah ini, yaitu:

1. Mengenal kesatuan Allah dan Kristus.
Kalau kita mengenal Yesus Kristus dengan baik (dan mendalam), maka kita akan dihantar pada kepengenalan akan Allah dengan sangat baik juga. Ini yang dikatakan oleh Yesus sendiri setelah Ia menjelaskan tentang jalan, kebenaran dan hidup untuk bisa sampai kepada Allah Bapa di Sorga.


“Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia’ – Yohanes 14:7. Di sini ada interaski, komunikasi dan relasi yang dibangun secara konsisten untuk mengenal Yesus dan Bapa-Nya. Tanpa interaksi, komunikasi dan relasi yang konsisten, maka sulit bagi kita untuk mengenal Yesus dan Bapa-Nya.

Nah, hidup kekal itu dimulai oleh pengenalan yang benar akan apa dan siapa sumber hidup kekal itu. Kata Yesus:  “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” – Yohanes 17:3.

Jadi, inilah poin pertama yang harus diajarkan dan dihidupi oleh Gereja sebagai pusat spiritualitas dan hidup kemuridannya, yakni MENGENAL kesatuan antara Allah dan Yesus.

Memang ini tidak mudah untuk di ajarkan dan diterima oleh dunia. Satu-satunya cara untuk menjelaskan kesatuan antara Allah dengan Yesus adalah melalui kepengenalan yang personal dan mendalam (bahkan masuk dalam penyatuan roh, hati dan imagi) antara kita sendiri dengan Yesus. Inilah yang menjadi tema dari Injil Yohanes (khusus doa dan kerinduan Yesus di pasal 17);  supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” – Yohanes 17:21.

Bisakah kita menyatu dengan entitas ilahi yang begitu kudus dan mulia itu? Jawabnya ya dan tidak. Kita bisa menyatu jika hal itu mulai dan dikerjakan oleh Allah dan kuasa-Nya sendiri. Tetapi kita tidak mungkin bisa menyatu jika hal itu dimulai dari kekuatan dan keinginan kita sendiri. Oleh sebab itu Injil Yohanes dibuka dengan “rahasia” penyatuan itu demikian:

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” – Yohanes 1:12-13.

Rahasia penyatuan kita dengan Allah terletak pada kuasa Allah yang melahir-barukan kemanusiaan kita. Kita tidak lagi manusia daging yang dilahirkan oleh keinginan laki-laki, melainkan dari Allah. Kita menjadi manusia baru yang disebut anak-anak Allah.

Wow inilah ajaran utama yang harus menjadi pusat dasar spiritualitas kita dan kemuridan kita, bahwa kita dilahirbarukan menjadi anak-anak Allah yang bisa dan mungkin untuk MENGENAL dan MENYATU dengan Bapa, sama seperti Kristus yang mengenal dan menyatu dengan Sang Bapa. Bersambung...!

No comments:
Write komentar