Friday, April 12, 2019

Bertumbuh Dalam Pengampunan Part 1

Bertumbuh dalam pengampunan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Kejadian 50:15-21. Perjalanan hidup Yusuf adalah sebuah perjalanan yang unik penuh dengan liku-liku dan intrik yang sangat menarik untuk ditelaah dengan baik. 


Dalam keluarga Yusuf adalah anak yang paling disayang oleh ayahnya (Yakub), selalu diperlakukan istimewa oleh ayahnya, dan mendapatkan apa saja yang diinginkannya.  Hal inilah yang membuat semua saudaranya membencinya kemudian bertindak nekat memisahkan Yusuf dari ayahnya dengan menjualnya kepada orang Ismael.

Dalam teks pembacaan kita merupakan epilog dari sebuah kisah drama antara Yusuf dan saudara-saudaranya yang patut untuk direnungkan agar kita dapat bertumbuh dalam Pengampunan.

Satu, masuk dalam proses pembentukan karakter
Setelah Yusuf menceritakan mimpinya kepada Ayahnya dan kesebelas saudaranya, tidak serta merta mimpi itu menjadi kenyataan.  Sebaliknya mimpi itu tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang dihadapinya. Yusuf justru dianiaya atau dibulyi oleh saudara-saudaranya. 


Dijual kepada orang Ismael, kemudian sebagai budak belian dibeli oleh Potifar.  Sebagai budak dia mengerjakan  segala sesuatu dengan baik, rapih, disiplin dan tuntas.  Yusuf telah berhasil bekerja apa saja yang dipercayakan berhasil karena Allah menyertainya.  Dia tidak ingat lagi perlakuan saudara-saudaranya terhadap dirinya.

Sikap Yusuf tidak popular di jaman sekarang ini. Mengapa harus diam kalo bisa dibalas.
Yusuf membiarkan dirinya dipimpin oleh Tuhan. Mengikuti ritmenya Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Dia tidak memikirkan harga dirinya, dia tidak memikirkan statusnya sebagai anak kesayangan. 

Dia belajar menundukkan dirinya kepada Tuhan dan kepada tuannya dan hidup dalam kebenaran Allah.  Yusuf tidak pernah memberontak kepada tuannya kecuali kepada istri Potifar yang memaksa dia untuk tidur bersamanya.  Yusuf harus lari meninggalkan istri Potifar sendirian yang sudah dikuasai oleh hawa nafsu sex. Yusuf harus menerima konsekuensi dari tindakannya itu dengan menerima tuduhan palsu yang berakibat dia harus dipenjarakan.

Dari sikap Yusuf ini kebenaran apakah yang dapat diambil menjadi pelajaran iman bagi kita? 

Pembalasan adalah urusan Allah. Rasul Paulus berkata dalam Roma 12 : 19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”

Karakter mengampuni bukan serta merta ada dalam diri Yusuf, tetapi melalui sebuah proses yang panjang hingga dia dapat menyelesaikan masalah dengan dirinya sendiri yaitu tentang pengampunan, sehingga dia dapat memberikan pengampunan kepada saudara-saudaranya

Mau mematikan daging. Roma 8:13 “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”. Mengampuni itu hal yang sangat tidak enak buat daging. Karena keinginan daging lebih suka untuk membalas. Tetapi ketika Yusuf dipimpin oleh Roh Kudus dia diberi kemampuan untuk mengampuni saudaranya.

Dua, bersiasat karena tertuduh.
Saudara-saudara Yusuf mulai gelisah setelah ayah mereka wafat, mereka mulai mengatur siasat untuk mendekati Yusuf supaya mendapatkan pengampunannya.  Kesalahan masa lalu terus menghantui mereka, merasa tertuduh, bersalah dan semua perasaan gundah menyelimuti mereka sehingga terintimidasi oleh perbuatan masa lalunya sendiri.

Mereka mengirim orang untuk menyampaikan pesan ayahnya sebelum meninggal. Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. (Kejadian 50:16 -17)

Saya sangat tidak yakin Yakub menekan Yusuf untuk melepaskan pengampunan bagi saudara-saudaranya. Kemungkinan besar justru karena berangkat dari ketakutan yang amat mendalam karena kesalahan masa lalu, dan mereka sangat tau bahwa Yusuf anak yang sangat menghormati ayahnya sehingga pasti akan menuruti nasihat ayahnya. Maka saudara2 Yusuf menyuruh orang lain untuk menyampaikan pesan “Yakub” kepadanya.

Bersambung...!

No comments:
Write komentar