Mengalahkan
rasa kuatir dalam hidup ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Filipi 4:6. Rasul
Paulus dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus,
menulis: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur”.
Setiap orang di dunia ini
pernah dan bahkan hampir setiap hari mengalami yang namannya rasa kuatir. Pemicu
atau penyebabnya pun beragam dan berbeda dari orang yang satu dengan orang yang
lainnya.
Ada yang terpuruk hidupnya
hanya karena rasa kuatir yang dialaminya. Hal ini disebabkan karena orang
tersebut membiarkan diri dikuasai dan dikendalikan oleh rasa kuatirnya. Pada hal
belum pasti bahwa apa yang dikuatirkannya akan terjadi atau menimpa dirinya.
Pada sisi lain, ada juga
sebagian orang yang justru mengalami keadaan yang berbeda kendati pun sama-sama
mengalami rasa kuatir. Perbedaan tersebut sesungguhnya terletak pada sikap dan
reaksi terhadap rasa kuatir yang dialami.
Sebuah penelitian di bidang
psikologi mengatakan bahwa 40% kekhawatiran kita adalah mengenai hal-hal yang
tidak akan terjadi. 30% mengenai hal-hal yang sudah terjadi, 12% mengenai
kesehatan, dan 10% mengenai keresahan sehari-hari.
Berdasarkan penelitian ini,
92% kekhawatiran kita sebenarnya tidak berdasar pada alasan yang kuat.
Kekhawatiran sesungguhnya
sama sekali tidak memberikan solusi atas apapun.
Menurut ilmu kedokteran,
kekhawatiran dapat memicu stress yang berujung pada penyakit yang dapat
mengurangi kualitas hidup. Kekhawatiran juga dapat mengarah pada gangguan
psikologis, kehilangan logika berpikir, melakukan tindakan yang tidak masuk
akal, serta mengacaukan hubungan antar pribadi.
Penyakit dan gangguan yang
sering muncul pada seorang yang khawatir secara berlebihan antara lain seperti
gangguan lambung, kanker, penyalahgunaan obat, narkotika dan alkohol.
Perintah Tuhan tentang hal
kekhawatiran tentu sudah sering kita dengar.
Namun faktanya, sesering itu
juga kita mengabaikan perintah Tuhan tersebut.
Setiap hari, pikiran kita
seakan terus membuat skenario terburuk tentang jalan hidup kita.
Belenggu kekhawatiran akan
mengikat kerohanian kita, sehingga membuat kita cenderung untuk mengeluh kepada
Tuhan, serta takut menghadapi masa depan.
Hari ini Firman Tuhan
kembali mengingatkan kita untuk datang kepada-Nya dan membawa semua
kekhawatiran kita dalam doa dan ucapan syukur (FIlipi 4:6).
Sebab hanya iman yang teguh
kepada Allah dan selalu bersandar pada kuasa-Nyalah, kita dapat lepas dari
belenggu kekhawatiran. Dia adalah Tuhan yang memegang hidup kita. Dia juga yang
menjamin bahwa ada masa depan yang indah bersama dengan Dia.
[Worrying does not empty tomorrow’s troubles. It empties today’s
strength. Kekhawatiran tidak akan mengosongkan masalah esok hari.
Kekhawatiran hanya mengosongkan kekuatan Anda hari ini].
Tuhan Yesus bersabda: “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah
kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlahkuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?” – Matius 6:25.
Pernyataan Tuhan Yesus
tersebut ingin mengingatkan kita bahwa Dia adalah pemelihara dan sumber dari
semua yang kita butuhkan dalam hidup. Selain itu, Dia tidak akan mungkin
membiarkan kita hidup terpuruk hanya karena masalah ekonomi. Kita adalah umat
kesayangan-Nya, domba gembalaan-Nya dan biji mata-Nya. Dia bertanggung jawab
penuh atas totalitas hidup kita. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk
hidup dalam kekuatiran.
No comments:
Write komentar