Friday, April 12, 2019

Spiritualitas Kristiani Part 3

Spiritualitas kristiani ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambi dari Injil Yohanes 14:1-14 dan Yohanes 17. Setelah kita membahas mengenai kesatuan dalam PENGENALAN FIRMAN (Baca DI SINI) dan kesatuan dalam KARYA FIRMAN (Baca DISINI). Hari ini kita sampai pada poin yang ketiga yaitu kesatuan dalam KEMULIAAN FIRMAN.


Mari perhatikan doa Tuhan Yesus berikut ini: “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka” – Yohanes 17:5, 8-10.


Yes, itulah doa dan kerinduan Tuhan Yesus, agar kita bisa menyatu dengan DIA dalam Firman, Karya dan Kemuliaan. Pertanyaannya sekarang adalah apa yang disebut sebagai kemuliaan? Apakah kekayaan dan kejayaan? Bukan! Kemuliaan lebih dimaksudkan pada nilai luhur dari satu ajaran dan perjuangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kemuliaan sebagai: hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan.

Ada 2 macam kemuliaan menurut iman Kristen:
Satu, kemuliaan jalan salib. Tiga kali Yesus menjelaskan kepada para muridNya bahwa Ia akan masuk Yerusalem, ditolak, ditangkap, dianiaya, mati disalibkan dan bangkit pada gari yang ketiga. Ia juga menjelaskan bahwa siapa yang mau mendapat kehormatan dan kemuliaan harus mau menjadi hamba dan melayani – Matius 20:26-27.

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” – Matius 16:24-27.

Dan ketika tiba saatnya Yesus akan memasuki Yerusalem Dia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau” – Yohanes 17:1. Ya, inilah jalan kemuliaan itu, jalan salib, jalan ketaatan pada kehendak FIRMAN.

Jadi kemuliaan salib adalah kemuliaan jalan kemuridan yang dimulai dari panggilan dan pengenalan yang benar akan Firman, keterlibatan hidup yang total untuk menyatu dalam karya-karya Firman; serta  keberanian untuk mengosongkan diri di jalan salib bersama dengan Sang Firman. Itulah sebabnya kita percaya bahwa tanpa salib tidak ada kemuliaan. Sebab kesatuan Firman, Karya dan Kemuliaan itu satu paket – Yohanes 17:22.

Dua, kemuliaan sorgawi. Baru setelah kita bersedia melewati jalan salib dan kematian didalam Firman dan karya Firman, maka kemuliaan kekal yang disebut sebagai kemuliaan Sorgawi itu akan menjadi bagian kita. Rasul Paulus mengatakan: “Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi” – 1 Korintus 15:40.

Kefaaan tubuh duniawi tidak mungkin mendapat bagian dalam kemuliaan tubuh sorgawi kecuali oleh kasih dan anugerah Tuhan Yesus Kristus yang telah taat di jalan salib, mati dan dibangkitkan pada hari yang ketiga agar kita yang binasa dalam kefanaan boleh dibangkitkan dalam kemuliaan – 1 Korintus 5:42-44.

“Karena itu syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan (kemuliaan) oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” – 1 Korintus 15:57-58.

No comments:
Write komentar