Menuju
puncak golgota ~ Kita berada pada minggu-minggu pra paskah
dalam kalender iman Kristen. Minggu-minggu di mana kita diingatkan tentang
perjalanan salib yang dijalani oleh Yesus. Tinggal menghitung hari kita akan
memperingati sengsara Yesus yang dikenal dengan sebutan Jumat Agung.
Dalam tradisi gereja kita
berada pada moment Hebdomas Sancta yang artinya pekan suci atau minggu suci. Ada
juga yang menyebutnya dengan istilah Hebdomas Maior yang artinya Pekan Agung.
Di dalam literasi Yunani
menggunakan kalimat yang digabungkan untuk kedua istilah atau sebutan di atas. Literasi
Yunaninya yaitu: “Hagia kai
Megalē Hebdomas (Pekan Suci dan Agung).
Istilah pekan suci dan pekan
agung merupakan hari-hari akhir dari masa sebelum paskah dan hari-hari sengsara
yang dialami oleh Yesus demi menebus manusia dari dosa dan kejahatannya. Kata atau
istilah pekan digunakan supaya tidak gamang dalam pengartiannya. Kita tidak
menggunakan minggu karena minggu selalu dimaknai atau dipahami sebagai hari
minggu.
Permulaan pekan suci
ditandai olehminggu palem. Minggu palem ini menunjuk kepada suatu
peristiwa di mana Yesus masuk ke Yerusalem. Penulis Injil Matius menyatakan
bagaimana penduduk Yerusalem bersukacita menyambut kedatangan Yesus. Dia menulis
demikian: “Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya
dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi” – Matius 21:9.
Selain itu, ada juga yang
menggunakan istilah Rabu Suci. Lalu di negara barat memakai istilah Spy Wednesday, Kamis
Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci (Sabbatum
Sanctum atau Sabbatum
Magnum). Semua istilah atau penyebutan tersebut menunjuk kepada
peristiwa di sekitar Yesus dan penyalibannya.
Sebelum malam paska, ada
ibadah yang dikenal dengan istilah ibadah malam paska atau vigil paska. Moment tersebut
digunakan sebagai moment pembaptisan atau moment di mana jemaat menjadi dewasa
secara Kristen yaitu ia mendeklarasikan imannya kepada dunia dan kepada iblis
bahwa ia telah menjadi milik Tuhan Yesus sepenuhnya. Pelaksanaan dari Vigil
Paska ini berlangsung di antara waktu malam Sabtu Suci dan pagi hari pada
minggu paska.
Secara histori aktivitas Pekan
Suci pada mulanya diketahui dipraktekkan oleh dan diabadikan dalam bentuk
tulisan di Konstitusi Apostolik (Latin: Conctitutiones
Apostolorum) (ayat 18 dan 19), sebuah teks kuno dari paruh terakhir
abad ke-3 dan ke-4. Dalam teks tersebut disebutkan tentang tradisi pantangan
daging selama Pekan Suci, sedangkan untuk hari Jumat dan Sabtu diadakan puasa
penuh.
Beberapa teks kuno lain
menyebutkan juga soal pantangan berbisnis selama tujuh hari sebelum dan tujuh
hari setelah Paska, tetapi tradisi ini diragukan keasliannya. Dalam Codex Theodosianus disebutkan
juga tentang penghentian aktivitas hukum selama 15 hari.
Tradisi yang tidak kalah
penting adalah tradisi ziarah ke Yerusalem. Tradisi ini sudah dipraktikkan
sejak abad ke-4 dan tercatat dalam tulisan Egerius yang disebut Ziarah Etheria atau Ziarah
Egeria. Liturgi atau tata ibadah Pekan Suci di kalangan Gereja Katolik,
Anglikan, Lutheran, Metodis dan Presbiterian pada masa sekarang hampir sama.
Semua peristiwa yang
dikemukakan di atas, sesungguhnya merupakan peristiwa di seputar Yesus dan
karya salibnya. Moment-moment tersebut merupakan peringatan atas sejarah di
mana Yesus menjalani prosesi yang begitu sulit dan berat demi penyelamatan umat
manusia dari murka Allah atas dosa.
Itulah sebabnya sebagai
pengikut Yesus di akhir zaman ini yang mana kita tidak terlibat secara langsung
dalam peristiwa yang bersejarah dan monumental itu, diajak kembali supaya
menghargai dan menghormati karya Yesus di salib.
No comments:
Write komentar