Sunday, April 14, 2019

Menuju Puncak Golgota

Menuju puncak golgota ~ Kita berada pada minggu-minggu pra paskah dalam kalender iman Kristen. Minggu-minggu di mana kita diingatkan tentang perjalanan salib yang dijalani oleh Yesus. Tinggal menghitung hari kita akan memperingati sengsara Yesus yang dikenal dengan sebutan Jumat Agung.


Dalam tradisi gereja kita berada pada moment Hebdomas Sancta yang artinya pekan suci atau minggu suci. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Hebdomas Maior yang artinya Pekan Agung.

Di dalam literasi Yunani menggunakan kalimat yang digabungkan untuk kedua istilah atau sebutan di atas. Literasi Yunaninya yaitu: “Hagia kai MegalÄ“ Hebdomas (Pekan Suci dan Agung).

Istilah pekan suci dan pekan agung merupakan hari-hari akhir dari masa sebelum paskah dan hari-hari sengsara yang dialami oleh Yesus demi menebus manusia dari dosa dan kejahatannya. Kata atau istilah pekan digunakan supaya tidak gamang dalam pengartiannya. Kita tidak menggunakan minggu karena minggu selalu dimaknai atau dipahami sebagai hari minggu.


Permulaan pekan suci ditandai olehminggu palem. Minggu palem ini menunjuk kepada suatu peristiwa di mana Yesus masuk ke Yerusalem. Penulis Injil Matius menyatakan bagaimana penduduk Yerusalem bersukacita menyambut kedatangan Yesus. Dia menulis demikian: “Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi” – Matius 21:9.

Selain itu, ada juga yang menggunakan istilah Rabu Suci. Lalu di negara barat memakai istilah Spy Wednesday, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci (Sabbatum Sanctum atau Sabbatum Magnum). Semua istilah atau penyebutan tersebut menunjuk kepada peristiwa di sekitar Yesus dan penyalibannya.

Sebelum malam paska, ada ibadah yang dikenal dengan istilah ibadah malam paska atau vigil paska. Moment tersebut digunakan sebagai moment pembaptisan atau moment di mana jemaat menjadi dewasa secara Kristen yaitu ia mendeklarasikan imannya kepada dunia dan kepada iblis bahwa ia telah menjadi milik Tuhan Yesus sepenuhnya. Pelaksanaan dari Vigil Paska ini berlangsung di antara waktu malam Sabtu Suci dan pagi hari pada minggu paska.

Secara histori aktivitas Pekan Suci pada mulanya diketahui dipraktekkan oleh dan diabadikan dalam bentuk tulisan di Konstitusi Apostolik (Latin: Conctitutiones Apostolorum) (ayat 18 dan 19), sebuah teks kuno dari paruh terakhir abad ke-3 dan ke-4. Dalam teks tersebut disebutkan tentang tradisi pantangan daging selama Pekan Suci, sedangkan untuk hari Jumat dan Sabtu diadakan puasa penuh.

Beberapa teks kuno lain menyebutkan juga soal pantangan berbisnis selama tujuh hari sebelum dan tujuh hari setelah Paska, tetapi tradisi ini diragukan keasliannya. Dalam Codex Theodosianus disebutkan juga tentang penghentian aktivitas hukum selama 15 hari.

Tradisi yang tidak kalah penting adalah tradisi ziarah ke Yerusalem. Tradisi ini sudah dipraktikkan sejak abad ke-4 dan tercatat dalam tulisan Egerius yang disebut Ziarah Etheria atau Ziarah Egeria. Liturgi atau tata ibadah Pekan Suci di kalangan Gereja Katolik, Anglikan, Lutheran, Metodis dan Presbiterian pada masa sekarang hampir sama.

Semua peristiwa yang dikemukakan di atas, sesungguhnya merupakan peristiwa di seputar Yesus dan karya salibnya. Moment-moment tersebut merupakan peringatan atas sejarah di mana Yesus menjalani prosesi yang begitu sulit dan berat demi penyelamatan umat manusia dari murka Allah atas dosa.

Itulah sebabnya sebagai pengikut Yesus di akhir zaman ini yang mana kita tidak terlibat secara langsung dalam peristiwa yang bersejarah dan monumental itu, diajak kembali supaya menghargai dan menghormati karya Yesus di salib.

No comments:
Write komentar