Sunday, April 14, 2019

Menjadi Pribadi Yang Konsisten

Menjadi pribadi yang konsisten ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Filipi, yaitu Filipi 2:4-11. Dalam Filipi 2:4, rasul Paulus dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.


Kutipan firman Tuhan yang di sampaikan oleh rasul Paulus kepada orang Kristen di kota Filipi maupun bagi kita pada masa kini, memberikan suatu petunjuk hidup baru di dalam Tuhan Yesus. Hidup baru di sini berbicara tentang adanya perubahan dari cara hidup yang lama dan memasuki cara hidup yang baru.

Cara hidup lama itu salah satu ialah egois, atau mementingkan diri sendiri. Tidak peduli dengan hidup dan kepentingan atau kebutuhan orang lain. Fokus hidupnya hanya kepada dirinya saja.


Sedangkan cara hidup baru ialah cara hidup yang diubahkan oleh Roh Kudus dari dalam diri setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Hidup baru di sini mencakup saling mengasihi, saling peduli, mengutamakan hidup dan kepentingan orang lain. Inilah karakter hidup baru yang dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus.

Kita berada pada minggu-minggu pra paskah. Minggu menjelang Palmarum dan memasuki pekan suci. Mari kita akan belajar satu sikap hidup yang penting dan layak untuk diperjuangkan sebagai murid Kristus yakni KONSISTEN.

Apa itu konsisten?
Kata “konsisten” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; selaras; sesuai. Jadi, setiap orang Kristen yang mengalami hidup baru di dalam Tuhan Yesus harus memperlihat suatu kehidupan yang tetap atau tidak berubah-ubah, taat kepada firman Tuhan dimana terjadi keajekan, keselarasan dan kesesuaian antara kata dan perbuatan.

Hal itu penting sebagai bagian dari integritas hidup di dalam Tuhan Yesus. Kita tetap hidup bertumbuh ke arah Tuhan Yesus dan iman kita itu tidak berubah-ubah oleh karena situasi dan kondisi. Kita musti lebih taat kepada Tuhan dan firman-Nya daripada taat kepada apa kata manusia.

Sesunguhnya konsistensi itu akan diuji oleh 3 hal. Pertama, VISI yang diperjuangkan. Kedua, MOTIVASI dalam memperjuangkannya. Ketiga, ujian oleh WAKTU yang akan membuktikannya. Jika tiga hal itu ada dalam satu garis lurus dan bertahan (ajek) sampai akhir, maka itulah yang disebut sebagai konsisten.

Saudara, itulah  karakter yang sangat menonjol dari Tuhan Yesus. Yesus konsisten untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah.  Yesus berkata: “Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus” – Lukas 4:43.

Yesus konsisten untuk menjaga kebeningan hati-Nya, sehingga tidak mudah dibelokkan oleh sanjungan atau digentarkan oleh intimidasi kekuasaan. Saat Petrus berusaha mencegah Yesus memasuki jalan salib, ia malah dihardik dengan keras: “enyahlah iblis. Engkau batu sandungan bagiKu,sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” – Matius 16:23.

Yesus konsisten untuk menjalani ujian waktu. Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati diatas kayu salib – Filipi 2:8. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya kemuliaan, kuasa dan kehormatan nama diatas segala nama.

Saudara, Allah sangat menghargai dan memuliakan orang yang konsisten. Mari, menjelang pekan suci, kita sungguh berpuasa dan berdoa memohon kemurahan dan kekuatan Allah untuk menjadi murid yang konsisten. Konsisten untuk hidup di jalan panggilan Allah walau godaan dunia  makin lama makin berat dan bisa jadi makin bertambah jahat. Oleh karena itu, kita dituntut untuk hidup dalam konsisten agar bisa menjadi berkat bagi dunia ini.

No comments:
Write komentar