Menjadi
pribadi yang konsisten ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di kota
Filipi, yaitu Filipi 2:4-11. Dalam Filipi 2:4, rasul Paulus dalam pimpinan,
tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Dan janganlah
tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan
orang lain juga”.
Kutipan firman Tuhan yang di
sampaikan oleh rasul Paulus kepada orang Kristen di kota Filipi maupun bagi
kita pada masa kini, memberikan suatu petunjuk hidup baru di dalam Tuhan Yesus.
Hidup baru di sini berbicara tentang adanya perubahan dari cara hidup yang lama
dan memasuki cara hidup yang baru.
Cara hidup lama itu salah
satu ialah egois, atau mementingkan diri sendiri. Tidak peduli dengan hidup dan
kepentingan atau kebutuhan orang lain. Fokus hidupnya hanya kepada dirinya
saja.
Sedangkan cara hidup baru
ialah cara hidup yang diubahkan oleh Roh Kudus dari dalam diri setiap orang
yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Hidup baru
di sini mencakup saling mengasihi, saling peduli, mengutamakan hidup dan
kepentingan orang lain. Inilah karakter hidup baru yang dikerjakan oleh kuasa
Roh Kudus.
Kita berada pada
minggu-minggu pra paskah. Minggu menjelang Palmarum dan memasuki pekan suci. Mari
kita akan belajar satu sikap hidup yang penting dan layak untuk diperjuangkan
sebagai murid Kristus yakni KONSISTEN.
Apa
itu konsisten?
Kata “konsisten” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “tetap
(tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; selaras; sesuai. Jadi, setiap orang
Kristen yang mengalami hidup baru di dalam Tuhan Yesus harus memperlihat suatu
kehidupan yang tetap atau tidak berubah-ubah, taat kepada firman Tuhan dimana
terjadi keajekan, keselarasan dan kesesuaian antara kata dan perbuatan.
Hal itu
penting sebagai bagian dari integritas hidup di dalam Tuhan Yesus. Kita tetap
hidup bertumbuh ke arah Tuhan Yesus dan iman kita itu tidak berubah-ubah oleh
karena situasi dan kondisi. Kita musti lebih taat kepada Tuhan dan firman-Nya
daripada taat kepada apa kata manusia.
Sesunguhnya konsistensi itu
akan diuji oleh 3 hal. Pertama, VISI yang diperjuangkan. Kedua, MOTIVASI dalam
memperjuangkannya. Ketiga, ujian oleh WAKTU yang akan membuktikannya. Jika tiga
hal itu ada dalam satu garis lurus dan bertahan (ajek) sampai akhir, maka itulah
yang disebut sebagai konsisten.
Saudara, itulah
karakter yang sangat menonjol dari Tuhan Yesus. Yesus konsisten untuk
mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah. Yesus berkata: “Aku harus
memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus” – Lukas 4:43.
Yesus konsisten untuk
menjaga kebeningan hati-Nya, sehingga tidak mudah dibelokkan oleh sanjungan
atau digentarkan oleh intimidasi kekuasaan. Saat Petrus berusaha mencegah Yesus
memasuki jalan salib, ia malah dihardik dengan keras: “enyahlah iblis. Engkau
batu sandungan bagiKu,sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia” – Matius 16:23.
Yesus konsisten untuk
menjalani ujian waktu. Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
mati diatas kayu salib – Filipi 2:8. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan
Dia dan mengaruniakan kepadaNya kemuliaan, kuasa dan kehormatan nama diatas
segala nama.
Saudara, Allah sangat
menghargai dan memuliakan orang yang konsisten. Mari, menjelang pekan suci, kita
sungguh berpuasa dan berdoa memohon kemurahan dan kekuatan Allah untuk menjadi
murid yang konsisten. Konsisten untuk hidup di jalan panggilan Allah walau
godaan dunia makin lama makin berat dan bisa jadi makin bertambah jahat. Oleh
karena itu, kita dituntut untuk hidup dalam konsisten agar bisa menjadi berkat
bagi dunia ini.
No comments:
Write komentar