Wednesday, April 17, 2019

Hidup Dalam Pengorbanan

Hidup dalam pengorbanan ~ Rasul Paulus menulis: “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” – Filipi 1:29. Firman Tuhan yang ditegaskan oleh rasul Paulus tersebut memberikan dua hal penting, yaitu: satu, Allah mengaruniakan iman kepada kita untuk bisa percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi; dua, Allah juga mengaruniakan kesempatan bagi kita untuk mengambil bagian dalam penderitaan atau pengorbanan Yesus.


Dengan demikian, semua pengorbanan atau penderitaan orang percaya atau gereja Tuhan, bertumpu dan bersumber pada pengorbanan Yesus. Satu-satunya motif berkorban yang benar adalah kasih. Allah menghendaki agar kita hidup seperti “rumput” di taman. Walau di injak, di potong, dihancurkan, di bakar, namun muncul lagi, lebih hijau dan lebih kuat dari sebelumnya.

Kalimat tanya: “Bagaimana supaya kita bisa hidup dalam pengorbanan?”
Kalimat peralihan: Berdasarkan kebenaran firman Tuhan dalam 1 Petrus 2:21-25, maka ada beberapa hal berkaitan dengan hidup dalam pengorbanan, yaitu:


1.    Hidup konsisten di jalan Yesus – 1 Petrus 2:21-23
a.    Apa itu konsisten?
Kata “konsisten” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; selaras; sesuai. Jadi, setiap orang Kristen yang mengalami hidup baru di dalam Tuhan Yesus harus memperlihat suatu kehidupan yang tetap atau tidak berubah-ubah, hidup selaras atau sesuai dengan firman Tuhan.

b.    Dalam hal apa kita hidup konsisten di jalan Yesus?
1)    Yesus tidak berbuat dosa – ayat 22a
2)    Yesus tidak berbohong – ayat 22b
3)    Yesus tidak membalas caci maki dengan mencaci maki – ayat 23a – kata “dicaci maki” dalam bhs Yun. menggunakan kata “loy-dor-eh'-o” yang artinya: “menghina, mengejek”. Kata “mencaci maki” dalam bhs Yun. menggunakan kata “an-tee-loy-dor-eh'-o” yang artinya: “membalas dengan mencaci-maki”.
4)    Yesus menderit namun tidak mengancam – ayat 23b – kata “menderita” dalam bhs Yun. menggunakan kata “pas'-kho path'-o” yang artinya: “telah menderita penderitaan; telah menanggung dan mengalami penderitaan”. 

2.    Hidup komitmen seperti Yesus – 1 Petrus 2:24-25
a.    Apa itu komitmen?
Kata “komitmen” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu”. Jadi, “komitmen adalah suatu keadaan dimana setiap orang percaya membuat perjanjian (keterikatan) atau janji hati, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain untuk melakukan sesuatu dalam kasih, sukarela dan ketulusan.

b.    Dalam hal apa kita hidup komitmen seperti Yesus?
1)    Komitmen mengikuti jejak teladan Yesus – ayat 21 – “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya”. Kata “mengikuti” dalam bhs Yun. menggunakan kata “epakolootheho” yang artinya “telah menggunakan kesempatan”. Lalu kata “jejak” dalam bhs Yun. menggunakan kata “ikhno’s” yang artinya menurut cara yang sama”.

2)    Komitmen untuk hidup dalam kebenaran – ayat 24a – “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran”. Di sini Yesus yang aktif sedangkan kita pasif. Kata “memikul” dalam bhs Yun. menggunakan kata “anafero” yang artinya “membawa naik; mengangkat”. Jadi, Yesus mengangkat dan membawa naik di dalam tubuh-Nya semua dosa kita ke atas kayu salib. Lalu kata “kebenaran” dalam bhs Yun. menggunakan kata “dikahyosoonay” yang artinya: “apa yang dituntut oleh Allah; kebenaran yang dianugerahkan oleh Allah”. Selanjutnya kata “hidup” dalam bhs Yun. menggunakan kata “dzah’o” yang artinya hidup kembali; telah sembuh”. Jadi, kita yang telah sembuh dan telah hidup kembali harus berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran yang dituntut dan dianugerahkan oleh Allah bagi kita – baca Ul.29:29: “Hal-hal yang tersebunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini”.

3)    Komitmen untuk hidup sebagai orang yang sudah sembuh – ayat 24b – “Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”. Ayat ini merujuk kepada Bil.21:9: “Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup”. Tetapi bangsa Israel yang telah sembuh itu justru mereka melakukan dosa – 2 Raja2 18:4. Kita yang sudah mengalami kesembuhan, jangan berbuat dosa lagi – Yohanes 3:14-15.

4)    Komitmen untuk hidup dalam pengasuhan Allah – ayat 25 – “Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu”  

Hidup dalam pengorbanan atau penderitaan merupakan suatu panggilan dari Allah Tritunggal bagi setiap orang percaya. Yesus telah mengorbankan segala-galanya bagi kita. Kini giliran kita untuk berkorban bagi Dia dan sesama. Memang tidak mudah untuk hidup dalam pengorbanan. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan dari kita ialah sikap konsisten untuk tetap berada di jalan yang telah ditempuh oleh Yesus. Selain itu, kita juga harus hidup dalam komitmen atau janji hati bahwa kita mau setia bersama Yesus sampai akhir hidup kita. Amin

No comments:
Write komentar