Thursday, April 18, 2019

Diselamatkan Untuk Berbuat Baik

Diselamatkan untuk berbuat baik ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Galatia, yaitu dalam Galatia 6:1-10. Dalam Galatia 6:9, rasul Paulus dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.


Setelah manusia pertama yaitu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka sejak saat itu relasi Allah dengan manusia terputus. Allah tidak bisa lagi tinggal bersama dengan manusia. Salah satu buktinya ialah manusia diusir dari Taman Eden.

Allah tetap mengasihi manusia sekalipun Dia membenci dosa. Itu sebabnya Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan dan mendamaikan manusia dengan Allah. Melalui Yesus kita diselamatkan dan didamaikan dengan Allah.

Setelah kita diselamatkan, maka Allah mau supaya kita berbuat baiklah kepada sesama kita. Selain itu, kita juga harus berbuat baiklah kepada ciptaan Allah yang lain. Selanjutkan, kita juga diperintahkan oleh Tuhan untuk berbuat baiklah kepada musuh kita sekalipun.


Berbuat baiklah adalah perintah dari Allah kepada kita. Berbuat baiklah merupakan salah satu cara dan bukti bahwa kita memiliki iman. Lebih dari itu berbuat baiklah merupakan tanggung jawab sosial kita kepada sesama manusia yang membutuhkan uluran tangan kita. Berikut merupakan kisah dari salah bentuk berbuat baiklah kepada sesama kita.

Kehadiran sesama di dalam kehidupanDi sebuah kota kecil, tinggallah seorang gadis dengan ibunya yang selalu mengajarinya untuk menjadi berkat. Suatu pagi, pintu rumah mereka diketok seseorang. Gadis itu pun membuka pintu dan tampaklah seorang anak laki-laki yang lusuh. Sambil memandangnya ragu, anak itu meminta segelas air.

Alih-alih membawakan air putih, gadis itu memberikan segelas besar susu yang habis dalam sekejap. Lalu si anak bertanya berapa harga susunya. Namun gadis itu tersenyum dan mengatakan susu itu gratis. Dua puluh tahun kemudian, gadis itu didiagnosa sakit kronis. Para dokter di kotanya angkat tangan dan merujuknya pada seorang dokter spesialis di kota besar.

Di sana, ia menjalani operasi dan perawatan untuk penyakitnya. Ketika akhirnya ia sembuh dan diperbolehkan pulang, ia pun hendak membayar tagihan rumah sakit. Sejenak kekuatiran melandanya. Ia tidak yakin bisa mebayar seluruh biaya perawatannya. Namun ketika menerima lembar tagihannya, sebagai ganti sejumlah uang yang mungkin tidak mampu dibayarnya, tertera sebuah pesan: “Telah dibayar lunas dengan segelas susu.”

Janji Tuhan tidak pernah salah. Ketika kita menabur, kita pasti akan menuai. Jika kita berbuat baik, maka suatu hari kebaikan itu akan kembali pada kita. Bahkan tuaian yang sudah Tuhan sediakan jauh lebih besar dari apa yang telah kita taburkan.

Itulah sebabnya, seperti yang dikatakan dalam Galatia 6:9, jangan berhenti berbuat baik. Lakukan perbuatan baik itu secara terus-menerus dan berkali kali. Terkadang situasi dan kondisi membuat kita sulit untuk berbuat baik, tetapi jangan sampai garam dalam kehidupan kita menjadi tawar dan hidup kita dinilai tidak ada gunanya lagi oleh Tuhan.

Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita secara konsisten berbuat baiklah kepada semua orang termasuk kepada musuh kita sekalipun. Kita harus terus berbuat baiklah sebagai bukti bahwa kita adalah murid Yesus. Bentuk lain dari berbuat baiklah yaitu menjadi terang dan garam bagi dunia ini. Dengan berbuat baiklah, maka kita sedang melakukan misi sosial kita.

Berbuat baiklah sebenarnya kita tidak akan pernah rugi. Malah sebaliknya dengan berbuat baiklah justru kita akan mendapat keuntungan selama hidup di dunia. Bahkan keuntungan dari berbuat baiklah akan dibawa sampai ke sorga.

Dengan demikian, kita pun akan dibawa Tuhan masuk ke level kemuliaan yang lebih besar dalam rencana-Nya. Biarlah kebaikan-kebaikan kita menjadi sebuah kesaksian yang membawa banyak orang kepada Tuhan, sehingga revival itu pun terjadi. Tuhan Yesus memberkati.

No comments:
Write komentar