Akhir
zaman menurut Kristen ~ Landasan firman Tuhan untuk tema akhir zaman menurut Kristen terambil
dari Injil Markus 13:1-2. Dalam Markus 13:2, penulis Injil Markus dalam
pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Lalu Yesus
berkata kepadanya: “Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun
akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan”.
Salah satu tanda dari akhir
jaman adalah munculnya penyesatan. Tuhan Yesus pernah berkata: “peyesatan
(memang) harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya” – Matius 18:7.
Siapakah orang yang menyesatkan? Ya tentu orang yang punya kapasitas untuk menggerakkan
dan memimpin umat. Di era post truth seperti sekarang ini (di mana kebenaran
emosional lebih menguasai ketimbang kebenaran obyektif) maka hoax dan
penyesatan justru banyak diproduksi oleh pemimpin umat.
Akhir zaman menurut Kristen sangat penting dan memiliki posisi yang strategis dalam dogmatikan Kristen. Perhatian terhadap akhir zaman memiliki porsi yang signifikan dalam pengajaran iman Kristen.Oleh sebab itu, Tuhan Yesus “wanti
wanti” (dengan sungguh sungguh mengingatkan) kepada para muridNya: “Waspadalah
supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan
memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak
orang” – Markus 13:5-6.
Dasar utama tentang dogmatika akhir zaman menurut Kristen sesungguhnya bersumber kepada ajaran Tuhan Yesus dan para rasul. Saudara, peringatan Tuhan
Yesus dalam kitab Injil Markus tersebut, nampaknya makin relevan bagi kita saat
ini. Akan sangat menarik jika kita kaitkan nubuatan tersebut dengan kondisi
agama-agama dan gereja di akhir jaman ini. Nah, ijinkan saya mengupas bagian
demi bagian, supaya kita bisa menangkap pesannya lebih utuh.
1.
Semua kemegahan yang dibuat manusia akan dihancurkan
Akhir zaman menurut Kristen menunjuk kepada penghancuran dunia ini oleh kuasa Allah yang dahsyat. Tidak ada yang dapat bertahan menghadapinya. “...,: “Guru, lihatlah
betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!”. Nubuatan Yesus mengenai akhir zaman ini,
dimulai dari KEKAGUMAN muridNya akan Bait Allah. Seorang murid berkata: “Guru,
lihatlah betapa kokohnya batu batu itu dan betapa megahnya gedung gedung itu”. Ini adalah kekaguman yang wajar dari orang desa (Galilea), melihat keindahan
kota Yerusalem, teristimewa Bait Allah.
Namun jawaban Tuhan Yesus sungguh
mengejutkan: “Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan
dibiarkan terletak diatas batu yang lain, semua akan diruntuhkan”. Akhir zaman menurut Kristen berfokus pada ajaran Kristus tersebut.
Semua kemegahan yang dibuat oleh tangan manusia pasti akan dihancurkan. Tidak akan satu pun dari yang dibuat oleh manusia bisa bertahan. Akhir zaman menurut Kristen menyatakan bahwa semuanya akan dihanguskan oleh api dan belerang. Tidak ada satu pun yang terluput.
Wah, pernyataan Yesus ini,
mengingatkan kita akan KEKAGUMAN dan keinginan untuk DIKAGUMI dari anak-anak
manusia untuk menjadi yang terbesar, terhebat dan terkuasa dalam membangun
identitas keagamaan dan kebangsaan mereka. Ini bibitnya sudah ada sejak manusia
ingin membangun identitas terhebatnya di Babel (Kejadian 11:1-9).
Mereka mempersatukan diri,
membangun konsep dan mimpi untuk menjadi satu warna, satu agama, satu bangsa
yang terbesar, terbaik, dan terhebat yang akan diingat oleh sejarah dengan nama
yang melegenda. Proposal mereka banyak menarik militansi kaum muda, dan para
bangsawanpun menginvestasikan hartanya untuk mewujudkan mimpi yang menawan dan
spectra itu.
Namun, TUHAN tak
berkenan! Ia turun mengacaukan visi dan misi mereka, sehingga tidak dibiarkan
satu batu bertumpuk diatas batu lainnya. Anak-anak manusia itu berkonflik
(justru) pada saat mereka membangun mimpi menjadi satu, besar dan ternama. Saat
kebesaran sudah mulai mendulang pujian, ego sudah makin haus akan kekaguman,
bahasa mereka menjadi tidak sama lagi! Begitulah karakteristik akhir zaman menurut Kristen.
Sekarang bahasanya sudah
berubah. Perebutan kursi dan kekuasaan mulai terjadi. Siapa yang utama, siapa
yang paling berjasa, siapa harus memimpin siapa? Nah, di sinilah awal dari
kehancuran koalisi yang berbasis pada ego sektarian dan nama diri dan bukan
mencari wajah TUHAN dan kebenaran-Nya. Ini terjadi dimana-mana di dunia bisnis, di
dunia politik dan (terutama) juga di dunia pelayanan gereja.
Bersambung....!
No comments:
Write komentar