Apakah Yesus Disalibkan Hari Jumat Atau Hari Rabu?
Apakah
Yesus disalibkan hari Jumat atau Rabu? ~ Munculnya pertanyaan
tersebut menegaskan bahwa ada yang mulai meragukan tentang kapan tepatnya hari kematian
Yesus? Apakah pada hari Jumat ataukah hari Rabu? Jika dihitung berdasarkan
hitungan waktu normal yang dipahami secara umum yaitu kurun waktu 24 jam, maka
Yesus wafat bukan pada hari Jumat melainkan pada hari Rabu.
Berdasarkan catatan Alkitab
sebagai bukti otentik dan bisa dipertanggung-jawabkan secara teologis, maka
saya menjawab secara tegas bahwa Yesus memang wafat pada hari Jumat menjelang
Sabat. Dalam Injil Sinoptik kita menemukan bukti-bukti kuat yang menegaskan
bahwa memang kematian Yesus terjadi pada hari Jumat. Dalam Injil Markus
15:42-47; Lukas 23:50-56 dan Yohanes 19:31-37.
Memang perhitungan secara
harafiah kalau Yesus wafat pada hari Jumat, maka Yesus tidak sampai tiga hari
tiga malam dalam perut bumi. Pada hal dalam Injil Matius 12:40, menegaskan
bahwa: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam,
demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga
malam”.
Lalu apakah makna 3 hari 3
malam sesungguhnya?
Mari kita tinjau Injil
Matius 12:40 dalam bahasa Yunaninya menegaskan demikian: “ὥσπερ γὰρ ἦν Ἰωνᾶς ἐν
τῇ κοιλίᾳ τοῦ κήτους τρεῖς ἡμέρας καὶ τρεῖς νύκτας, οὕτως ἔσται ὁ Υἱὸς τοῦ ἀνθρώπου
ἐν τῇ καρδίᾳ τῆς γῆς τρεῖς ἡμέρας καὶ τρεῖς νύκτας”. [Transliterasi : ósper gár ín Ionás en tí koilía toú kítous treís iméras
kaí treís nýktas, oútos éstai o Yiós toú anthrópou en tí kardía tís gís treís
heméras kaí treís nýktas].
Dalam bahasa Inggris ayat
tersebut berbunyi: [“For as Jonah was
three days and three nights in the belly of a huge fish, so the Son of Man will
be three days and three nights in the heart of the earth”]. Diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia demikian: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut
ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam”.
Perhatikan kalimat “Tiga hari tiga malam” di dalam bahasa
Yunaninya menggunakan kalimat: “Treis
hemeras kai treis nyktas”. Kita sudah terpola dan terkondisikan bahwa yang
kita pahami tentang kata “hemeras” diterjemahkan menjadi “hari” dalam tata bahasa Indonesia dan dalam kosa kata bahasa
Inggrisnya “day”. Hidup kita sudah
terpola dan terkondisikan bahwa kata “hari” atau “day” selalu dimengerti dan
dipahami bahwa itu menunjuk kepada 24 jam karena memang satu hari itu ya 24
jam.
Tetapi kalau kita
mempelajari kosa kata bahasa Yunani tentang “hemeras” yang diterjemahkan dengan
“hari” sesungguhnya kata “hemeras” menunjuk kepada suatu periode waktu yaitu
pada saat matahari terbit sampai matahari terbenam atau saat terang matahari
menyinari bumi.
Kalau kita merujuk ke dalam
Perjanjian Lama secara khusus dalam kisah penciptaan, maka kita juga menemukan
dalam Kejadian tentang penggunaan kata “hari” yang dikontraskan dengan kata
malam. Mari kita perhatikan kitab Kejadian 1:5: dalam bahasa Ibrani: [“וַיִּקְרָ֨א אֱלֹהִ֤ים ׀ לָאֹור֙ יֹ֔ום וְלַחֹ֖שֶׁךְ
קָ֣רָא לָ֑יְלָה וַֽיְהִי־עֶ֥רֶב וַֽיְהִי־בֹ֖קֶר יֹ֥ום אֶחָֽד׃ פ”].
Pelafalannya yaitu: {“wayiqra' Elohim
la'owr yowm welachoshekh qara laylah wayehi-erev wayehi-voqer yowm echad
Wayiqra Elohim la'owr yowm”}. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: “Dan Allah menyebut Terang itu Hari (Yowm),
welachoshekh qara laylah Dan gelap itu Malam (Laylah)”.
Dalam terjemahan bahasa
Inggris menegaskan demikian: “God called
the light “day,” and the darkness he called “night”. [Allah menyebut Terang
itu hari, dan Gelap itu Malam]. Dengan demikian, apa yang dicatat dalam Injil
Matius 12:40 secara khusus tentang kalimat: “tiga hari tiga malam”, lalu
mengaitkannya dengan Kejadian 1:5, maka “tiga hari tiga malam” menunjuk kepada “tiga
kali terang dan tiga kali gelap”.
Peristiwa
alam di sekitar wafat Yesus
Merujuk kepada pemaparan di
atas, maka pertanyaan yang mengemuka ialah benarkah dalam periode waktu Yesus
wafat sampai Yesus bangkit terdapat tiga kali terang dan tiga kali gelap? Mari kita
melakukan investigasi secara mendalam kronologisnya.
Kematian Yesus terjadi hari
Jumat sore. Ketika itu terjadi, alam pun memberikan reaksi terhadap apa yang
menimpa Penciptanya. Penulis Injil Markus mengabadikannya dengan benar reaksi
tersebut.
Injil Markus 15:33-34: “Pada
jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam
tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi,
lama sabakhtani?”, yang berarti: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?”.
Pada waktu Yesus wafat,
Markus menegaskan bahwa terjadi kegelapan meliputi seluruh daerah berlangsung
sampai jam tiga. Dan ini menjadi kegelapan yang pertama. Lalu dilanjutkan lagi
oleh penulis Injil Markus bahwa pas jam tiga, Yesus berseru dengan suara
nyaring...”. Di sini ada pergantian dari gelap ke terang karena hari masih sore
atau matahari masih menerangi bumi. Inilah terang yang pertama.
Selanjutnya hari Jumat malam
menjadi kegelapan ayau malam yang kedua. Hari Sabtu pagi menjadi terang atau
hari yang kedua. Kalau digabungkan dengan penjelasan di bagian satu di atas,
maka sudah dua kali malam dan dua kali terang. Penjelasan berikutnya ialah hari
Sabtu malam. Ini adalah kegelapan atau malam yang ketiga. Kemudian hari Minggu
pagi atau hari yang ketiga menjadi terang.
Berdasarkan penjelasan yang
sudah disajikan di atas, maka kita tiba pada kesimpulan, yaitu: Satu,
kematian Yesus terjadi pada hari Jumat dan bukan pada hari Rabu. Dua,
tiga hari tiga malam bukan menunjuk kepada waktu 3x24 jam, melainkan menunjuk
kepada tiga kali terang dan tiga kali malam. Tiga, pada saat Yesus
memakai kalimat “tiga hari tiga malam”, yang Yesus maksudkan bukan menunjuk
kepada waktu 24 jam tetapi menunjuk kepada jumlah hari sesuai dengan Kejadian
1:5, yaitu bahwa tiga kali terang dan tiga kali malam.